6.12.09

Beberapa Karakter Tanaman Kelapa Sawit di Palembang

Sekilas Tanaman Kelapa Sawit di Palembang. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang,kandungan asam lemak bebas (FFA, Free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit bertambah biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah  menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). Kelapa sawit memiliki banyak jenis,berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera dan Tenera.

Dura merupakan  sawit yang buahnya memiliki  cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar besar dan kandungan minyak  pertandannya berkisar  18%.

Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang  namun bunga betinanya  steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.

Tenera adalah persilangan antara induk dura dan pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging buahnya dapat  mencapai 90% dan kandungan  minyak pertandannya dapat mencapai 28%.

Bahan tanaman yang digunakan harus dapat dipastikan berasal dari sumber benih  yang telah memiliki legalitas dari Pemerintah dan mempunyai reputasi baik, yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfindo, PT. PP. London Sumatera Indonesia, PT. Bina Sawit Makmur, PT. Tunggal Yunus Estate, PT. Dami Mas Sejahtera dan PT. Tania Selatan. Bahan tanaman yang digunakan oleh PT. Mitra Agrolika Sejahtera adalah kecambah Costa Rica dan PT. Socfindo, Marihat Medan dan Sinar Mas Group.

Penanaman bibit tanaman kelapa sawit harus tepat waktu untuk menghindari tingginya angka kematian di lapang. Waktu tanam yang sesuai adalah pada musim hujan. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja untuk kegiatan-kegiatan seperti pembuatan lubang tanam, pembongkaran, pengangkutan dan penanaman bibit. Bibit yang sudah di bongkar sebaiknya segera di tanam dan tenggang waktu yang  diperbolehkan paling lambat satu malam setelah pembongkaran.

Rencana Pembangunan Kebun Kelapa Sawit

Untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek,baik masa pembangunan,pemeliharaan  maupun pemungutan hasil,maka kebun di bangun dengan menggunakan sistem blok. Dalam pelaksanaan penanaman tanaman kelapa hijau  di perlukan berbagai langkah  yang dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai penanaman.

 Jadwal Pembukaan Lahan

 Jadwal pelaksanaan penbukaan lahan dan penyiapan tanam pertama direncanakan lebih kurang satu tahun sebelum rencana penanaman dan berlangsung terus menerus selama masa pembangunan. Penentuan waktu pembukaan lahan ini dimaksudkan untuk :

Menghindari hasil pembukaan  lahan yang kurang baik

Menghindari tumbuhnya rumput dan semak-semak dikarenakan  areal terlalu lama dibuka

Menghindari bahaya erosi,yang diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi apabila lahan terlalu terbuka.

 

Pembukaan Lahan

Pembukaan lahan dilaksanakan hati-hati agar tidak merusak tanah lapisan atas,karena kesuburan tanah areal kegiatan termasuk rendah. Sistem pelaksanaan pembukaan lahan dibedakan sesuai dengan peruntukan  lahan tipe vegetasinya.

Perkiraan pembagian luas tata guna lahan di areal yang sesuai (dikembangkan)untuk tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Areal berhutan (Primer/sekunder) = 42 %

Semak belukar                               = 26 %

Belukar,karet/kebun campuran      = 32 %

Pembukaan areal hutan 

Pembabatan (underbrushing) terhadap pohon kecil (diameter < style="mso-spacerun:yes">  antara 30-40 cm, dilakukan hingga 75 cm diatas permukaan tanah dan pohon yang berdiameter  > 40 cm dilakukan hingga 90 cm diatas permukaan tanah.

Merecek (pruning) yaitu memotong cabang dan ranting ranting dari pohon yang telah ditumbangkan. Perumpukan (piling) ialah penggumpalan pohon  yang telah direcek. Alat yang digunakan adalah bulldozer yang dilengkapi dengan rake blade.

Terhadap pohon- pohon tebangan  yang besar diusahakan untuk dimamfaatkan  sebagai bahan bangunan atau jembatan  yang akan banyak dibangun. Sedangkan bagi pohon- pohon yang kecil,dahan,ranting atau sisa tumbuhan semak dikumpulkan  di bagian rendah  untuk didiamkan hingga lapuk, untuk digunakan sebagai sumber  bahan organik tanah.

Pembukaan lahan belukar.

Pembukaan lahan belukar pada dasarnya  sama dengan pekerjaan pembabatan (underbrushing) pada pembukaan lahan areal hutan, tetapi pada areal belukar diperlukan buldozer yang dilengkapi dengan rake blade. Hasil pembabatan dikumpulkan  ke bagian- bagian rendah,lalu didiamkan hingga lapuk untuk selanjutnya dijadikan sebagai sumber  bahan organik tanah.

Pembukaan Lahan untuk Pembibitan dan Jaringan Infrastruktur

Lokasi pembibitan diusahakan sebersih mungkin dengan mendongkel setiap tunggul (pangkal batang) yang telah ditebang. Buldozer digunakan untuk mengumpulkan lapisan tanah bagian atas yang diperlukan  untuk pengisian kantong plastik (polybag) sebagai media pembibitan. Lokasi pembibitan ditetapkan pada areal yang lapisan atas tanahnya diambil.

Pada areal yang direncanakan untuk jaringan  infrastruktur, pembersihan total tetap di lakukan dan diteruskan dengan pengerasan. Di bagian kiri dan kanan jaringan dibangun  jalur drainase.

 

Pembangunan Kebun

Penyiapan lahan

Setelah dilakukan pembukaan lahan,selanjutnya dilakukan pembuatan rancangan kebun dengan cara membuat batas-batas blok, sehingga memudahkan dalam pekerjaan penanaman dan pengawasannya. Guna memperlancar pelaksanaan kegiatan di kebun, maka kesediaan jalan-jalan perlu dilakukan sebelumnya.

Konservasi tanah dan air

Bahwa lokasi perkebunan ini menempati areal tanah kering yang datar hingga bergelombang dan dataran banjir,maka diperlukan tindakan konservasi tanah dan air. Hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan kerusakan tanah akibat erosi dan drainase pada dataran banjir yang sering tergenang di musim hujan. Selain itu juga diupayakan  untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang tergenang tersebut.

Tindakan konservasi tanah sebaiknya disesuaikan  dengan kondisi tanah. Sedangkan jenis tindakan  konservasi yang direncanakan pada areal kebun adalah sebagai berikut :

Sistem penutup tanah Leguminosa (LCC), berguna untuk mencegah erosi permukaan,menekan perkembangan gulma yang sekaligus mengurangi penyiangan,    menambah bahan organik dan cadangan unsur hara,memperbaikiaerasidan   mempertahankan  kelembaban tanah, serta meningkatkan ketersediaan air untuk tanaman.  Penanaman LCC dilakukan pada semua lahan yang akan ditanami kelapa sawit. Jenis dan   kebutuhan LCC menggunakan kombinasi  jenis Pueraria javanica (PJ), Calopogonium mucunoides (CM) dan Centrosema pubescens (CP) dengan perbandingan penggunaan benih tiap hektar adalah 4 kg PJ, 6kg CM dan 4 kg CP. Penanaman dengan menggunakan sistem larikan  satu gawangan  dapat dibuat  3 hingga 5 jalur penanaman searah barisan tanaman kelapa    sawit. Agar LCC cepat menutup tanah ,maka dilakukan pemupukan dengan memakai Rock Phosphate (RP) dengan dosis 200 kg per hektar sebagai pupuk dasar. Sedangkan untuk mengurangi  pertumbuhan gulma,maka dapat dilakukan dengan penyiangan.

Sistem rorak, dilaksanakan pada kemiringan  lahan 5-8 % pada lereng yang panjang, yang berfungsi sebagai penampung partikel tanah yang terbawa erosi. Rorak ini akan memperlambat aliran permukaan dan meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Rorak dibuat setelah pemancangan dan sebelum penanaman kelapa sawit. Lubang rorak dibuat  mengikuti kontur dengan jarak antar satu rorak dengan rorak lainnya kurang lebih 26 m atau antara tiga barisan tanaman kelapa sawit,dan ditempatkan di tengah barisan tanaman.

Teras individu/ tapak kuda, selain untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan erosi, juga dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan tanaman, meningkatkan efektifitas pemupukan dan daya simpan air didalam tanah serta  untuk mengurangi kehilangan buah yang jatuh (brondolan). Teras individu dibangun  pada lereng dengan kemiringan 8-15 % dengan ukuran lebar 2 x 2 m yang selanjutnya dapat dikembangkan lagi lebarnya menjadi 3 x 3 m.

 

Teras bersambung. Dibangun pada lahan pada kemiringan 15-40 % dengan ukuran lebar 1,5-2 m, mengikuti kontur tanaman kelapa sawit.

 

Drainase.Untuk menghindari lahan dari kemungkinan tergenang air khususnya pada lahan datar (kemiringan 0-2 %) dan areal cekungan,maka sebagian areal proyek memerlukan pembuatan drainase. Saluran yang akan di bangun meliputi saluran sekunder (dalam 1,2 m dan lebar 1,2 m) dan saluran tersier (dalam 1, 0 m dan lebar 0,5 m). Kemiringan dasar diusahakan berkisar antara 0,25-0,5 % untuk mengurangi kecepatan aliran dan menghindari kerusakan pada dinding dan dasar saluran. Selanjutnya material  galian dipadatkan untuk menghindari terjadinya longsoran.

Pembibitan: Jenis tanaman kelapa sawit yang akan ditanam adalah jenis Tenera, yang merupakan hasil persilangan  antara kelapa sawit jenis Dura (D) dan Pisifera (P). Jenis ini dipilih karena intinya relatif lebih kecil, cangkang relatif lebih tipis, daging buah relatif lebih tebal serta kandungan minyaknya relatif lebih tinggi. Jenis ini9 dapat diperoleh dalam bentuk biji kecambah (germinated seed) dari Costa Rica. Adapun untuk keperluan bibit siap tanam,maka dibutuhkan sebanyak 180 bibit/ Ha.

No comments:

Post a Comment

admin@asprekan.com