Sekilas Tanaman Kelapa Sawit di Palembang. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang,kandungan asam lemak bebas (FFA, Free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit bertambah biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). Kelapa sawit memiliki banyak jenis,berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera dan Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar besar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%.
Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.
Tenera adalah persilangan antara induk dura dan pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging buahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28%.
Bahan tanaman yang digunakan harus dapat dipastikan berasal dari sumber benih yang telah memiliki legalitas dari Pemerintah dan mempunyai reputasi baik, yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfindo, PT. PP. London Sumatera Indonesia, PT. Bina Sawit Makmur, PT. Tunggal Yunus Estate, PT. Dami Mas Sejahtera dan PT. Tania Selatan. Bahan tanaman yang digunakan oleh PT. Mitra Agrolika Sejahtera adalah kecambah Costa Rica dan PT. Socfindo, Marihat Medan dan Sinar Mas Group.
Penanaman bibit tanaman kelapa sawit harus tepat waktu untuk menghindari tingginya angka kematian di lapang. Waktu tanam yang sesuai adalah pada musim hujan. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja untuk kegiatan-kegiatan seperti pembuatan lubang tanam, pembongkaran, pengangkutan dan penanaman bibit. Bibit yang sudah di bongkar sebaiknya segera di tanam dan tenggang waktu yang diperbolehkan paling lambat satu malam setelah pembongkaran.
Rencana Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
Untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek,baik masa pembangunan,pemeliharaan maupun pemungutan hasil,maka kebun di bangun dengan menggunakan sistem blok. Dalam pelaksanaan penanaman tanaman kelapa hijau di perlukan berbagai langkah yang dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai penanaman.
Menghindari hasil pembukaan lahan yang kurang baik
Menghindari tumbuhnya rumput dan semak-semak dikarenakan areal terlalu lama dibuka
Menghindari bahaya erosi,yang diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi apabila lahan terlalu terbuka.
Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan dilaksanakan hati-hati agar tidak merusak tanah lapisan atas,karena kesuburan tanah areal kegiatan termasuk rendah. Sistem pelaksanaan pembukaan lahan dibedakan sesuai dengan peruntukan lahan tipe vegetasinya.
Perkiraan pembagian luas tata guna lahan di areal yang sesuai (dikembangkan)untuk tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Areal berhutan (Primer/sekunder) = 42 %
Semak belukar = 26 %
Belukar,karet/kebun campuran = 32 %
Pembukaan areal hutan
Pembabatan (underbrushing) terhadap pohon kecil (diameter < style="mso-spacerun:yes"> antara 30-40 cm, dilakukan hingga 75 cm diatas permukaan tanah dan pohon yang berdiameter > 40 cm dilakukan hingga 90 cm diatas permukaan tanah.
Merecek (pruning) yaitu memotong cabang dan ranting ranting dari pohon yang telah ditumbangkan. Perumpukan (piling) ialah penggumpalan pohon yang telah direcek. Alat yang digunakan adalah bulldozer yang dilengkapi dengan rake blade.
Terhadap pohon- pohon tebangan yang besar diusahakan untuk dimamfaatkan sebagai bahan bangunan atau jembatan yang akan banyak dibangun. Sedangkan bagi pohon- pohon yang kecil,dahan,ranting atau sisa tumbuhan semak dikumpulkan di bagian rendah untuk didiamkan hingga lapuk, untuk digunakan sebagai sumber bahan organik tanah.
Pembukaan lahan belukar.
Pembukaan lahan belukar pada dasarnya sama dengan pekerjaan pembabatan (underbrushing) pada pembukaan lahan areal hutan, tetapi pada areal belukar diperlukan buldozer yang dilengkapi dengan rake blade. Hasil pembabatan dikumpulkan ke bagian- bagian rendah,lalu didiamkan hingga lapuk untuk selanjutnya dijadikan sebagai sumber bahan organik tanah.
Pembukaan Lahan untuk Pembibitan dan Jaringan Infrastruktur
Lokasi pembibitan diusahakan sebersih mungkin dengan mendongkel setiap tunggul (pangkal batang) yang telah ditebang. Buldozer digunakan untuk mengumpulkan lapisan tanah bagian atas yang diperlukan untuk pengisian kantong plastik (polybag) sebagai media pembibitan. Lokasi pembibitan ditetapkan pada areal yang lapisan atas tanahnya diambil.
Pada areal yang direncanakan untuk jaringan infrastruktur, pembersihan total tetap di lakukan dan diteruskan dengan pengerasan. Di bagian kiri dan kanan jaringan dibangun jalur drainase.
Pembangunan Kebun
Penyiapan lahan
Setelah dilakukan pembukaan lahan,selanjutnya dilakukan pembuatan rancangan kebun dengan cara membuat batas-batas blok, sehingga memudahkan dalam pekerjaan penanaman dan pengawasannya. Guna memperlancar pelaksanaan kegiatan di kebun, maka kesediaan jalan-jalan perlu dilakukan sebelumnya.
Konservasi tanah dan air
Bahwa lokasi perkebunan ini menempati areal tanah kering yang datar hingga bergelombang dan dataran banjir,maka diperlukan tindakan konservasi tanah dan air. Hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan kerusakan tanah akibat erosi dan drainase pada dataran banjir yang sering tergenang di musim hujan. Selain itu juga diupayakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang tergenang tersebut.
Tindakan konservasi tanah sebaiknya disesuaikan dengan kondisi tanah. Sedangkan jenis tindakan konservasi yang direncanakan pada areal kebun adalah sebagai berikut :
Sistem penutup tanah Leguminosa (LCC), berguna untuk mencegah erosi permukaan,menekan perkembangan gulma yang sekaligus mengurangi penyiangan, menambah bahan organik dan cadangan unsur hara,memperbaikiaerasidan mempertahankan kelembaban tanah, serta meningkatkan ketersediaan air untuk tanaman. Penanaman LCC dilakukan pada semua lahan yang akan ditanami kelapa sawit. Jenis dan kebutuhan LCC menggunakan kombinasi jenis Pueraria javanica (PJ), Calopogonium mucunoides (CM) dan Centrosema pubescens (CP) dengan perbandingan penggunaan benih tiap hektar adalah 4 kg PJ, 6kg CM dan 4 kg CP. Penanaman dengan menggunakan sistem larikan satu gawangan dapat dibuat 3 hingga 5 jalur penanaman searah barisan tanaman kelapa sawit. Agar LCC cepat menutup tanah ,maka dilakukan pemupukan dengan memakai Rock Phosphate (RP) dengan dosis 200 kg per hektar sebagai pupuk dasar. Sedangkan untuk mengurangi pertumbuhan gulma,maka dapat dilakukan dengan penyiangan.
Sistem rorak, dilaksanakan pada kemiringan lahan 5-8 % pada lereng yang panjang, yang berfungsi sebagai penampung partikel tanah yang terbawa erosi. Rorak ini akan memperlambat aliran permukaan dan meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Rorak dibuat setelah pemancangan dan sebelum penanaman kelapa sawit. Lubang rorak dibuat mengikuti kontur dengan jarak antar satu rorak dengan rorak lainnya kurang lebih 26 m atau antara tiga barisan tanaman kelapa sawit,dan ditempatkan di tengah barisan tanaman.
Teras individu/ tapak kuda, selain untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan erosi, juga dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan tanaman, meningkatkan efektifitas pemupukan dan daya simpan air didalam tanah serta untuk mengurangi kehilangan buah yang jatuh (brondolan). Teras individu dibangun pada lereng dengan kemiringan 8-15 % dengan ukuran lebar 2 x 2 m yang selanjutnya dapat dikembangkan lagi lebarnya menjadi 3 x 3 m.
Teras bersambung. Dibangun pada lahan pada kemiringan 15-40 % dengan ukuran lebar 1,5-2 m, mengikuti kontur tanaman kelapa sawit.
Drainase.Untuk menghindari lahan dari kemungkinan tergenang air khususnya pada lahan datar (kemiringan 0-2 %) dan areal cekungan,maka sebagian areal proyek memerlukan pembuatan drainase. Saluran yang akan di bangun meliputi saluran sekunder (dalam 1,2 m dan lebar 1,2 m) dan saluran tersier (dalam 1, 0 m dan lebar 0,5 m). Kemiringan dasar diusahakan berkisar antara 0,25-0,5 % untuk mengurangi kecepatan aliran dan menghindari kerusakan pada dinding dan dasar saluran. Selanjutnya material galian dipadatkan untuk menghindari terjadinya longsoran.
Pembibitan: Jenis tanaman kelapa sawit yang akan ditanam adalah jenis Tenera, yang merupakan hasil persilangan antara kelapa sawit jenis Dura (D) dan Pisifera (P). Jenis ini dipilih karena intinya relatif lebih kecil, cangkang relatif lebih tipis, daging buah relatif lebih tebal serta kandungan minyaknya relatif lebih tinggi. Jenis ini9 dapat diperoleh dalam bentuk biji kecambah (germinated seed) dari Costa Rica. Adapun untuk keperluan bibit siap tanam,maka dibutuhkan sebanyak 180 bibit/ Ha.
No comments:
Post a Comment
admin@asprekan.com